Jokowi memang optimistis Esemka bakal bisa segera diproduksi dan bisa menjadi mobil nasional. Namun pemerintah diingatkan untuk tidak mengeluarkan kebijakan kontraproduktif yang akan membunuh industri mobil nasional itu.
Hal itu diingatkan oleh Roy Suryo dalam sebuah diskusi bersama Jokowi dan Kepala SMK 2 Solo, Susanta, yang digelar di Wisma Antara, Sabtu (25/2) sore. Roy mengingatkan hal itu karena ada indikasi beberapa pihak mengeluarkan pernyataan seperti itu. “Misalnya ada yang bilang kalau mobil Esemka ini sebaiknya hanya untuk praktik siswa saja, ini pernyataan yang salah,” kata Roy.
Menurut Roy, selama ini pemerintah Indonesia selalu memiliki pandangan berbeda-beda tentang program mobnas. Misalnya proyek mobil Timor yang mirip dengan proses yang terjadi di Proton Malaysia. Sayangnya, Proton memiliki rekanan yang lebih jujur dan benar-benar terjadi alih teknologi. Sedangkan Timor tidak berkembang karena hanya mengikuti produksi yang dilakukan di Korea saja.
“Sementara Perkasa benar-benar layak jadi mobnas. Tapi pada saat itu Perkasa malah dihajar dengan kebijakan program truk bekas. Ini yang jangan sampai terjadi lagi.”
Kini Indonesia punya kesempatan untuk memulai program mobnas melalui Esemka. Roy sendiri mengajak masyarakat agar memantau komisi V DPR RI yang berencana membuat Panitia Kerja Mobil Nasional.
Dia juga menyayangkan adanya pernyataan bahwa mesin Esemka adalah buatan China. Ini adalah kabar yang menyesatkan mengingat blok mesin Esemka saat ini dibuat oleh usaha cor logam di Ceper dan Purbalingga.
“Jika sampai izin ini keluar, maka sudah tidak perlu lagi Panja. Makanya saya berharap Komisi V tidak masuk angin,” sindir Roy.
Optimistis
Sementara itu Jokowi kembali menegaskan bahwa produksi Esemka tidak butuh modal yang muluk-muluk. Dengan sumber daya dan peralatan yang ada di Solo Techno Park saat ini, dibutuhkan suntikan modal sebesar Rp40 juta. “Jadi bukan triliunan sudah jadi lah. Makanya kami berharap pemerintah pusat mau memberi suntikan dana,” kata Jokowi.
Namun jika tidak ada dukungan dari pemerintah pusat, Jokowi sudah menyiapkan alternatif. Pihaknya akan menerima investor yang calonnya saat ini sudah ada tiga pihak, satu koperasi dan dua investor lokal.
Produksi tetap akan dilakukan terbatas maksimal 200-300 unit perbulan. Sementara untuk layanan purna jual, rencananya baru akan dibuka di kawasan Soloraya. Soal keraguan terhadap kelanjutan program ini sebagaimana program mobnas sebelumnya, Jokowi menyatakan sudah menyiapkan sistemnya, yaitu PT Esemka dan Solo Techno Park. “Jadi ini bukan tergantung pada saya lagi.”
Jokowi memang sangat optimistis izin segera keluar setelah uji emisi dilakukan. Selama ini dari 11 kriteria keluarnya izin, hanya satu yang belum terpenuhi yaitu uji emisi.”Saya sangat optimis pemerintah mendukung karena saya sudah dengar suaranya.”(Sumber: www.harianjogja.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar