20120125

Beras Singkong Cimahi Potensi Ketahanan Pangan

Senin, 26 September 2011 ,
Neneng (31) warga Kampung Adat Cireundeu, Leuwigajah, Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat, menanak nasi singkong dengan cara tradisional menggunakan kayu bakar dan kukusan, Jumat (23/9). Makanan nasi singkong atau beras singkong yang terbuat dari singkong yang digiling menjadi tepung ini menjadi makanan pokok warga kampung adat tersebut yang masih terjaga hingga kini. 

    Kesibukan kecil tampak dari dapur keluarga Emen Sunarya (75), Rabu (10/8) siang. Cicih (66), istri Emen, sedang menyiapkan makan keluarga untuk sore hari. Sebakul rasi (nasi singkong) sudah terlebih dulu terhidang di meja makan. Tak boleh ketinggalan, rasi adalah yang terpokok. ”Ini identitas kami,” kata Emen.


   Jauh-jauh hari sebelum program diversifikasi pangan yang kini dikampanyekan pemerintah membahana, Emen dan lebih dari 200 warga lainnya di Kampung Cireundeu, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat, mengonsumsi rasi sebagai makanan pokok sejak tahun 1924.


   Ajaran karuhun (leluhur) yang terikat dalam kepercayaan Sunda Wiwitan membuat mereka segan melanggar tradisi memakan rasi. Kendati demikian, warga yang menganut Sunda Wiwitan hidup rukun dan berdampingan dengan warga kampung lainnya yang sudah beralih kepercayaan. Bahkan, perkawinan campuran lazim terjadi.

   Emen yang dalam kesehariannya dipanggil dengan Abah Emen lantaran perannya sebagai tetua adat menuturkan, ajaran memakan rasi itu adalah upaya untuk merdeka lahir dan batin dari segala ikatan, yang pada masa lalu berupa penjajahan Belanda.
   Sekalipun penjajahan telah berakhir, namun kebiasaan memakan rasi itu tidak akan digeser. ”Yang mau berganti makan nasi silakan berganti. Tetapi saya akan tetap makan rasi, ini sudah jadi ajaran karuhun yang harus dilestarikan,” katanya. Selengkapnya KLIK Disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar